AKIBAT TAK MAU SHALAT
▪️ ••┈┈✺ ﷽ ✺┈┈•• ▪️
Allah Subhanahu berfirman,
📚 Surah Al-Muddatstsir: 42,43,44
Bagi seorang muslim, sesibuk apapun urusan dunia melilitnya, tentu tak akan lalai untuk menunaikan shalat.
Ia akan berupaya mengelola waktu yang dimilikinya. Hingga, bila tiba waktu shalat, ia akan segera menghentikan segenap aktifitasnya.
Seorang muslim adalah sosok yang cerdas, cermat dan pandai mengatur diri. Kapan ia menyiapkan diri bila tiba waktu shalat dan kapan ia harus bekerja dan beristirahat.
Sehingga saat tiba waktu shalat, ia senantiasa telah menyiapkan diri.
Shalat selalu diutamakan. Bahkan, saat bepergian pun, shalat menjadi perhitungan utama. Kapan dan di mana shalat akan ia tunaikan. Semuanya masuk dalam perencanaannya.
Shalat dan memberi makan orang-orang miskin merupakan dua ibadah yang sangat agung. Shalat, cenderung bersifat individu. Memberi makan orang-orang miskin, amal bersifat sosial, terkait masyarakat luas.
Ayat-ayat di atas menggambarkan, betapa seorang muslim tak semata mengurusi hal-hal bersifat pribadi. Namun, ia pun harus berinteraksi dengan sesama. Berbagi dengan sesama. Peduli terhadap sesama. Itu realita dan nyata.
Ya, Allah ya Rabb, kami memohon kepada-Mu keselamatan di dunia dan di akhirat. Terimalah amal ibadah kami. Ya Allah ya Rabb, jadikanlah anak cucu kami, keturunan-keturunan kami, menjadi hamba-hamba-Mu yang tekun menunaikan shalat sesuai tuntunan Nabi-Mu Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Maha Penyayang.
🍃🌾🌴🌾🌴🌾🍃🌾🌴🌾🍃
✍️ Mutiara Faidah :
Al-Ustadz Ayip Syafruddin hafidzahullah
#faidah #ayat #hadits #tafsir
•••┈••••○❁ 🌺 ❁○••••┈•••
Allah Subhanahu berfirman,
مَا سَلَكَكُمْ فِى سَقَرَ
"Apakah yang memasukkan kamu ke dalam (neraka) Saqar?"
قَالُوا۟ لَمْ نَكُ مِنَ ٱلْمُصَلِّينَ
"Mereka menjawab, 'Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat',"
وَلَمْ نَكُ نُطْعِمُ ٱلْمِسْكِينَ
"dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin."
📚 Surah Al-Muddatstsir: 42,43,44
Bagi seorang muslim, sesibuk apapun urusan dunia melilitnya, tentu tak akan lalai untuk menunaikan shalat.
Ia akan berupaya mengelola waktu yang dimilikinya. Hingga, bila tiba waktu shalat, ia akan segera menghentikan segenap aktifitasnya.
Seorang muslim adalah sosok yang cerdas, cermat dan pandai mengatur diri. Kapan ia menyiapkan diri bila tiba waktu shalat dan kapan ia harus bekerja dan beristirahat.
Sehingga saat tiba waktu shalat, ia senantiasa telah menyiapkan diri.
Shalat selalu diutamakan. Bahkan, saat bepergian pun, shalat menjadi perhitungan utama. Kapan dan di mana shalat akan ia tunaikan. Semuanya masuk dalam perencanaannya.
Shalat dan memberi makan orang-orang miskin merupakan dua ibadah yang sangat agung. Shalat, cenderung bersifat individu. Memberi makan orang-orang miskin, amal bersifat sosial, terkait masyarakat luas.
Ayat-ayat di atas menggambarkan, betapa seorang muslim tak semata mengurusi hal-hal bersifat pribadi. Namun, ia pun harus berinteraksi dengan sesama. Berbagi dengan sesama. Peduli terhadap sesama. Itu realita dan nyata.
Ya, Allah ya Rabb, kami memohon kepada-Mu keselamatan di dunia dan di akhirat. Terimalah amal ibadah kami. Ya Allah ya Rabb, jadikanlah anak cucu kami, keturunan-keturunan kami, menjadi hamba-hamba-Mu yang tekun menunaikan shalat sesuai tuntunan Nabi-Mu Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Maha Penyayang.
🍃🌾🌴🌾🌴🌾🍃🌾🌴🌾🍃
✍️ Mutiara Faidah :
Al-Ustadz Ayip Syafruddin hafidzahullah
#faidah #ayat #hadits #tafsir
•••┈••••○❁ 🌺 ❁○••••┈•••