KEJI DAN MALU

 ▪️ ••┈┈✺ ﷽ ✺┈┈•• ▪️

Dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
مَا كَانَ الفُحْشُ فِي شَيْءٍ إِلَّا شَانَهُ ، وَمَا كَانَ الحَيَاءُ فِي شَيْءٍ إِلَّا زَانَهُ

"Tiadalah sifat keji melekat pada sesuatu, kecuali sesuatu itu akan menjadi buruk, dan tiadalah sifat malu melekat pada sesuatu, kecuali sesuatu itu akan menjadi indah." 📚 HR. At-Tirmidzi, no. 1974 dan Ibnu Majah, no. 4185 Sifat keji merupakan sifat tercela. Keji secara lisan, yaitu mempergunakan lisan untuk mencerca, merendahkan, menjatuhkan dan membongkar aib, cacat, cela orang lain. Keji dalam tindakan bisa dalam bentuk berbuat zalim terhadap diri dan orang lain. Sifat keji bila ada pada seseorang, niscaya akan menjadikan diri orang tersebut buruk. Orang-orang disekitarnya pun akan menjauhinya. Karena, tabiat manusia pada hakikatnya tiada menyukai perilaku dan ungkapan-ungkapan buruk. Sebaliknya, bila sifat malu melekat pada seseorang, niscaya akan menjadikan diri orang tersebut baik. Perilaku dan tutur katanya elok menawan. Karenanya, orang-orang pun akan menyukainya. Seseorang yang memiliki sifat malu, ia akan berupaya mengendalikan tutur kata dan perbuatannya. Malu (kepada Allah Taala) bila bertutur kata tiada terpuji. Malu bila berbuat maksiat. Malu bila bertingkah sampai memalukan. Orang yang memiliki sifat malu, akan terjaga harkat dan martabatnya. Ya Allah, hiasilah kami dengan akhlak mulia, jauhkan kami dari perilaku tercela. Sesungguhnya Engkau Maha Melihat. 🍃🌾🌴🌾🍃🌾🌴🌾🍃🌾🌴 ✍️ Mutiara Faidah : Al-Ustadz Ayip Syafruddin hafidzahullah #faidah #ayat #hadits #tafsir •••┈••••○❁ 🌺 ❁○••••┈•••
Posting Komentar