TIDAK MENGGANGGU LALU LINTAS

▪️ ••┈┈✺ ﷽ ✺┈┈•• ▪️

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam,

اَلإِِيْمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُوْنَ، أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّوْنَ، شُعْبَةً، فَأفْضَلُهَا قَوْلُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ، والْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإِيْمَانِ.

"Iman itu terdiri dari tujuh puluhan atau enam puluhan cabang. Yang paling utama, yaitu mengucapkan laa ilaaha illallah. Adapun yang paling rendah, yaitu menyingkirkan sesuatu yang mengganggu di jalan (tempat lalu lintas manusia), dan malu termasuk bagian dari iman"


📚 HR. Muslim, no.35

Begitu banyak cabang keimanan. Mengucapkan kalimat tauhid laa ilaaha illallah (tiada tuhan yang berhak disembah kecuali hanya Allah saja) merupakan cabang keimanan paling utama.

Menyingkirkan sesuatu yang akan mengganggu di jalan merupakan cabang keimanan paling rendah. Begitu pula sifat malu menjadi bagian dari keimanan.

Sungguh, bagi hamba yang memiliki iman, tentu tak merasa nyaman bila di jalan menemukan sesuatu yang bisa mengganggu atau bahkan bisa menimbulkan bahaya terhadap orang yang melalui jalan tersebut.

Didorong keimanan, seorang hamba yang beriman, akan berupaya menyingkirkan gangguan di jalan. Apapun bentuk yang bisa mengganggu pengguna jalan, seperti kendaraan, batu, paku, kulit pisang, duri, kayu, tali dan lainnya semuanya akan disingkirkan.

Didasari keimanan, seorang muslim akan berupaya menjaga keamanan dan ketertiban di tengah masyarakat. Mencegah timbulnya beragam situasi yang bisa membahayakan anggota masyarakat. Itulah wujud keimanan seorang muslim.

Ya, Allah ampunilah kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka.

🍃🌾🌴🌾🍃🌾🌴🌾🍃🌾🌴

✍️ Mutiara Faidah :
Al-Ustadz Ayip Syafruddin hafidzahullah

#faidah #ayat #hadits #tafsir

•••┈••••○❁ 🌺 ❁○••••┈•••
Posting Komentar